Profil Desa Sokawera
Ketahui informasi secara rinci Desa Sokawera mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Menelisik Desa Sokawera di Kecamatan Somagede, Banyumas, sebuah wilayah agraris yang bertumpu pada potensi jagung. Desa ini menonjol karena sejarahnya sebagai salah satu permukiman terpadat di kawasannya dan semangat gotong royong warganya dalam membangun
-
Sentra Pertanian Jagung
Desa Sokawera merupakan salah satu lumbung jagung utama di Kecamatan Somagede, di mana sebagian besar lahannya didedikasikan untuk komoditas ini dan menjadi penggerak utama ekonomi petani lokal.
-
Populasi Terbesar di Wilayahnya
Secara historis, Desa Sokawera tercatat sebagai desa dengan jumlah penduduk, Rukun Tetangga (RT), dan Rukun Warga (RW) terbanyak di Kecamatan Somagede, menandakan perannya yang sentral dalam dinamika sosial kawasan.
-
Semangat Pengembangan Ekonomi Lokal
Melalui kelembagaan seperti Kelompok Tani Hutan (KTH) "Sukadadi" dan program pemberdayaan lainnya, masyarakat Desa Sokawera menunjukkan upaya kolektif dalam mengelola sumber daya alam dan meningkatkan kesejahteraan secara mandiri.

Berada dalam lingkup administratif Kecamatan Somagede, Kabupaten Banyumas, Desa Sokawera menjelma sebagai representasi otentik kehidupan pedesaan Jawa yang dinamis. Jauh dari citra desa yang statis, Sokawera menampilkan profil wilayah yang hidup dari geliat pertanian, ditopang oleh semangat kebersamaan warganya dan terus berupaya menjawab tantangan zaman. Dengan lahan subur yang didominasi tanaman jagung dan rekam jejak sebagai salah satu pusat populasi di kecamatannya, desa ini menyimpan potensi besar dalam sektor agribisnis dan pembangunan sumber daya manusia.
Sebagai sebuah entitas pemerintahan dengan kode wilayah 33.02.09.2002, Desa Sokawera secara geografis terletak di area perbukitan khas Banyumas bagian timur. Kondisi ini membentuk karakter agraria yang kuat pada masyarakatnya. Visi pemerintahan desa yang tercantum dalam laman resminya, sokawera-somagede.desa.id, menekankan pada tata kelola yang transparan, pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa), serta peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui berbagai pelatihan. Narasi mengenai "Desa Sokawera Somagede," "petani jagung Banyumas," dan "pemberdayaan masyarakat desa" menjadi kata kunci yang relevan untuk memahami esensi dan arah pembangunan wilayah ini.
Sejarah, Demografi, dan Tata Pemerintahan
Sejarah Desa Sokawera tidak dapat dipisahkan dari perkembangan Kecamatan Somagede secara umum. Meskipun catatan spesifik mengenai asal-usul penamaan desa sulit ditemukan dalam arsip publik, eksistensinya sebagai salah satu permukiman utama telah tercatat sejak lama. Data statistik dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banyumas pada publikasi "Statistik Daerah Kecamatan Somagede 2015" memberikan gambaran signifikan mengenai posisi desa ini. Pada tahun 2014, Desa Sokawera tercatat sebagai desa dengan jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Somagede, yakni mencapai 5.053 jiwa.
Selain itu, desa ini juga memiliki jumlah Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) terbanyak pada masa itu, dengan 28 RT dan 6 RW. Angka-angka ini menunjukkan bahwa Sokawera merupakan pusat demografis yang penting di wilayahnya, dengan implikasi pada dinamika sosial, ekonomi, dan kebutuhan infrastruktur yang lebih tinggi dibandingkan desa-desa tetangganya. Data kependudukan yang lebih mutakhir untuk tingkat desa memang belum dipublikasikan secara rinci, namun data agregat "Kecamatan Somagede Dalam Angka 2024" yang mencatat total populasi kecamatan sekitar 39.165 jiwa pada pertengahan 2024, mengindikasikan bahwa Sokawera kemungkinan besar masih memegang peranan sebagai salah satu desa dengan populasi signifikan.
Dalam tata kelola pemerintahan, desa ini dipimpin oleh seorang kepala desa beserta jajarannya. Berdasarkan dokumen publik tahun 2017, nama Narto tercatat sebagai Kepala Desa Sokawera. Pemerintah desa secara aktif menjalankan fungsi pelayanan publik dan administrasi, serta menjadi motor penggerak dalam musyawarah pembangunan desa. Visi dan misi yang dicanangkan oleh pemerintah desa mencakup spektrum yang luas, mulai dari penyelenggaraan pemerintahan yang profesional, peningkatan produktivitas pertanian, pembangunan infrastruktur merata, hingga pengembangan sistem informasi desa untuk menunjang transparansi dan pelayanan.
Lumbung Jagung sebagai Tulang Punggung Ekonomi
Sektor pertanian merupakan fondasi utama yang menopang perekonomian Desa Sokawera. Secara spesifik, komoditas jagung menjadi primadona dan andalan bagi sebagian besar petani di desa ini. Fakta ini diperkuat oleh sebuah penelitian akademis bertajuk "Minat Petani Jagung Dalam Pembentukan Kelompok Tani Di Desa Sokawera, Somagede, Banyumas" yang dipublikasikan dalam Jurnal Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan. Penelitian tersebut mengidentifikasi adanya 75 petani jagung di Desa Sokawera, yang menunjukkan betapa masifnya budidaya komoditas ini di tingkat desa.
Studi tersebut juga menyoroti bahwa Kecamatan Somagede merupakan salah satu penghasil jagung di Kabupaten Banyumas yang produksinya terus meningkat dari tahun ke tahun. Desa Sokawera, dengan jumlah petaninya yang signifikan, tentu memberikan kontribusi besar terhadap capaian ini. Lahan-lahan tegalan dan perbukitan di wilayah desa dimanfaatkan secara optimal untuk menanam jagung, baik untuk pemenuhan kebutuhan pangan lokal, pakan ternak, maupun untuk dijual ke pasar sebagai sumber pendapatan utama keluarga.
Untuk mendukung produktivitas pertanian ini, berbagai kelembagaan petani pun hadir di tengah masyarakat. Salah satunya adalah Kelompok Tani Hutan (KTH) "Sukadadi" yang tercatat dalam data Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Kehutanan (Simluh). Kehadiran kelompok-kelompok tani seperti ini menjadi sangat vital sebagai wadah bagi para petani untuk saling berbagi pengetahuan, mengakses informasi pasar, mendapatkan bantuan teknis, serta memperkuat posisi tawar mereka. Tantangan yang dihadapi, seperti yang diungkap dalam penelitian, ialah bagaimana meningkatkan minat seluruh petani untuk bergabung dalam kelembagaan formal guna pemberdayaan yang lebih efektif dan terstruktur.
Dinamika Sosial dan Potensi Pengembangan Masyarakat
Kehidupan sosial masyarakat Desa Sokawera diwarnai oleh semangat gotong royong dan kebersamaan yang masih kental. Kegiatan komunal seperti kerja bakti dan pertemuan warga menjadi agenda rutin yang mempererat ikatan sosial. Pemerintah Kecamatan Somagede juga kerap melibatkan desa dalam kegiatan bersama, seperti acara "Jumat Sehat" yang pernah diselenggarakan bersama jajaran TNI-Polri, puskesmas, dan mahasiswa KKN, yang menunjukkan adanya sinergi antarlembaga di wilayah tersebut.
Di luar sektor pertanian jagung, potensi pengembangan ekonomi masyarakat masih terbuka lebar. Pemerintah desa dalam misinya secara eksplisit menyebutkan niat untuk mengembangkan BUMDesa dan memanfaatkan potensi lokal yang mensinergikan berbagai bidang seperti industri mikro kecil, perdagangan, dan jasa. Meskipun produk UMKM spesifik dari Sokawera belum banyak terekspos di tingkat kabupaten, potensi untuk mengolah hasil panen jagung menjadi produk turunan bernilai tambah (seperti marning, tepung jagung, atau pakan ternak kemasan) merupakan peluang yang sangat realistis untuk dikembangkan.
Sayangnya, seperti halnya banyak wilayah lain, Desa Sokawera juga tidak luput dari pemberitaan yang kurang menguntungkan. Catatan media pada tahun 2023 melaporkan adanya insiden kecelakaan lalu lintas fatal di salah satu jembatan di wilayah desa, menjadi pengingat akan pentingnya peningkatan keselamatan infrastruktur jalan. Selain itu, pada tahun 2024, muncul dugaan permasalahan terkait program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang diberitakan oleh media lokal. Isu-isu seperti ini menjadi bagian dari dinamika desa yang perlu dikelola dengan bijaksana dan transparan oleh pemerintah desa untuk menjaga stabilitas dan kepercayaan masyarakat.
Sebagai kesimpulan, Desa Sokawera, Kecamatan Somagede, adalah sebuah wilayah dengan identitas agraria yang sangat kuat, khususnya sebagai sentra penghasil jagung. Kekuatan utamanya terletak pada sumber daya alam berupa lahan yang subur dan sumber daya manusia yang secara historis terbukti padat dan memiliki semangat kolektif. Tantangan ke depan ialah bagaimana mengonversi potensi besar ini menjadi kesejahteraan yang merata. Dengan mengoptimalkan kelembagaan petani, mengembangkan UMKM berbasis jagung, serta meningkatkan kualitas infrastruktur dan tata kelola pemerintahan yang transparan, Desa Sokawera memiliki prospek cerah untuk menjadi desa yang maju, mandiri, dan bermartabat, sesuai dengan cita-cita yang tertuang dalam visi pembangunannya.